Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.
Sumpit digunakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati makanan khas Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu. Di Indonesia, pilihan sendok-garpu atau sumpit disediakan di rumah makan yang menyediakan masakan Tionghoa, masakan Korea, masakan Jepang,masakan Vietnam, masakan Thailand hingga penjual bakso atau mi pangsit di pinggir jalan.
Kualitas bahan dan bentuk sumpit bisa bermacam-macam, tapi sumpit umumnya terdiri dari sepasang tongkat pendek dan lurus yang mempunyai panjang yang sama. Di bagian pangkal sumpit kadang-kadang diberi hiasan dengan motif dekorasi atau gambar yang menarik agar pasangan sumpit tidak saling tertukar. Hiasan pada pangkal sumpit juga berfungsi sebagai pembeda bagian pangkal dengan bagian ujung sumpit. Bagian ujung sumpit digunakan untuk menjepit makanan sewaktu jari-jari tangan memegang bagian pangkal sumpit.
ASAL USUL SUMPIT
Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Sumpit telah digunakan jauh sebelum penggunaan sendok dan garpu di Eropa (pisau ditemukan terlebih dahulu, namun lebih sebagai senjata, baru kemudian dibentuk khusus sebagai alat makan). Penggunaan sumpit dikembangkan oleh Confusius (551-479 BC). Orang-orang Tionghoa yang waktu itu menganut Konghucu, menganggap penggunaan sendok dan garpu adalah semacam kekejaman, bagaikan senjata dingin.
Pada zaman dulu, gading gajah sering digunakan untuk membuat sumpit mahal di Tiongkok. Pengguna sumpit dari gading gajah adalah kalangan pejabat tinggi dan orang berada. Sumpit dari perak pernah digunakan istana kaisar di Tiongkok untuk mendeteksi racun yang mungkin dibubuhkan pada makanan. Sumpit akan berubah warna akibat reaksi kimia jika makanan telah diberi racun.
Pada abad ke-6 atau abad ke-8 Masehi, sumpit sudah merupakan merupakan alat makan yang umum bagi suku Uigur yang tinggal wilayah stepa Mongolia[1]Di Thailand, sumpit hanya digunakan untuk makan mi dan sup setelah Raja Rama V memperkenalkan alat makan dari barat di abad ke-19.
Sumpit lebih mencerminkan keanggunan dan belas kasih, sebagai ajaran moral utama dari Konghucu. Di dalam masyarakat Tionghoa, makan bersama dianggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman, sehingga penggunaan alat makan yang tajam harus dihindari. Oleh karenanya, alat yang dapat melukai orang tidak boleh ada diatas meja makan, itulah mengapa masakan Tiongkok (chinese food) biasanya sudah dipotong-potong ukuran kecil sebelum dimasak, agar tidak perlu lagi ada pisau dan garpu diatas meja makan.
Bagi orang Tionghoa yang terbiasa menggunakan sumpit sejak kecil untuk mengambil nasi dan lauk, tentu dapat menikmati makan menggunakan sumpit. Namun bagi orang barat yang tidak terbiasa, mereka akan kesulitan, terutama dalam menjumput nasi dari mangkok untuk dimasukkan kedalam mulut. Sebaiknya dalam menjamu mereka dengan Chinese Food yang memakai sumpit, beri mereka kesempatan untuk belajar menggunakan sumpit dengan memberikan contoh. Bila mereka tetap merasa tidak nyaman, pesankan juga sendok dan garpu.
Ada juga kepercayaan tradisional setempat mengenai sumpit. Bila kita menemukan sepasang sumpit yang ganjil (tidak sama tingginya) di meja makan, pertanda kita akan kehilangan harta. Menjatuhkan sumpit pertanda nasib buruk. Mencapkan sumpit tegak lurus diatas makanan yang akan dimakan tidak boleh, karena itu adalah penyajian makanan untuk orang mati (biasanya saat sembahyang Ceng Beng). Di restoran dimsum, bila selesai makan, sumpit boleh diletakkan bersilang di mangkok sebagai pertanda bagi pelayan bahwa Anda sudah selesai makan dan minta bon diantar.
Cara memegang sumpit
Sumpit bisa dipegang dengan tangan kiri atau tangan kanan tergantung pada kebiasaan orang.
- Batang sumpit pertama dipegang seperti memegang pensil yang dijepit di antara ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
- Batang sumpit kedua diletakkan di antara jari tengah dan jari manis.
- Pastikan kedua batang sumpit dalam keadaan sejajar.
- Posisi kedua batang sumpit bisa dianggap benar jika bisa batang sumpit pertama bisa melakukan gerakan ke atas dan ke bawah secara berulang-ulang, sementara batang sumpit kedua dalam keadaan diam.
Di sebagian besar negara-negara Asia Timur, sumpit juga bukan satu-satunya alat makan yang ada di atas meja. Di Tiongkok dan Korea misalnya, sumpit digunakan bersama-sama dengan sendok dan sendok bebek. Dalam menikmati masakan Jepang, orang Jepang biasanya hanya memerlukan sumpit sebagai satu-satunya alat makan, walaupun sendok dan alat makan lainnya juga digunakan sesuai dengan makanan yang dihidangkan.
Etiket
Secara garis besar etiket penggunaan sumpit berlaku di semua negara walaupun ada perbedaan di sana-sini bergantung pada negara dan daerahnya.
- Sumpit biasanya tidak ikut diayun-ayunkan bersama gerakan tangan ketika sedang berbicara, dipukul-pukulkan ke meja atau digunakan untuk mendorong piring dan mangkok.
- Sumpit biasanya tidak dipakai untuk memilih-milih apalagi mengacak-acak makanan di piring lauk, dan makanan dilarang dikembalikan lagi kalau sudah diambil.
- Sumpit biasanya tidak digunakan untuk menusuk makanan seperti ketika menggunakan garpu, walaupun boleh saja digunakan untuk membelah sayur-sayuran atau kimchi yang masih berukuran besar.
- Sumpit biasanya tidak diletakkan begitu saja di atas meja, melainkan di atas serbet, di atas sandaran sumpit atau di atas mangkok.
- Di Tiongkok dan Jepang, sumpit dipegang di bagian tengah dan digunakan secara terbalik (bagian pangkal sumpit dijadikan bagian ujung sumpit) sewaktu memindahkan makanan dari piring makanan ke mangkuk nasi tapi bukan ke mulut. Di Korea cara memindahkan makanan dengan bagian pangkal sumpit justru dianggap tidak higienis.
- Mangkuk nasi boleh-boleh saja diangkat sampai ke depan mulut, tapi di Korea mangkok nasi harus tetap berada di atas meja.
- Sumpit dianggap tabu untuk ditusukkan berdiri di dalam mangkok berisi nasi karena menyerupai hio yang dinyalakan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal.
0 komentar:
Posting Komentar