Kamis, 17 Juni 2010

Pria Berpayudara Terbesar



BEIJING, KOMPAS.com — Untuk urusan ukuran payudara, tolak ukurnya adalah Pamela Anderson. Namun, kini aktris serial televisi Baywatch itu punya pesaing. Meski begitu, Anderson tidak perlu khawatir karena pesaingnya ternyata seorang pria.


Para dokter di China mengklaim telah menemukan pria berdada terbesar di dunia setelah seorang petani memeriksakan diri di klinik spesialis dada di Beijing.


Dokter Zhang Lilan dari Rumah Sakit Dada Jinan mengatakan, pria bernama Guo Feng ini tidak berbeda dengan pria lain. Gagah, tegap, dan berotot. "Tapi yang membedakan, payudaranya besar sekali," kata dokter Zhang.


Namun, kondisi ini justru memusingkan Guo Feng. "Dia mengaku sangat tidak nyaman, apalagi ketika bekerja. Sehari-hari dia berurusan dengan pekerjaan manual, tapi dadanya yang besar itu selalu mengganggu," ujar dokter Zhang.


Tak hanya itu, penampilan fisiknya yang tak biasa jelas selalu menarik perhatian orang. "Setiap orang yang melihatnya pasti menoleh, lalu menertawakannya. Karena tidak tahan, dia akhirnya harus mengenakan jaket tebal untuk menutupi dadanya. Tak terkecuali saat hari panas," kata Zhang


Menurut Guo Feng, dadanya mulai membesar sekitar 10 tahun lalu. "Awalnya, saya tidak terlalu peduli karena saat itu saya bertambah gemuk. Namun, beberapa tahun terakhir ini, keadaannya makin tak terkendali. Saya sudah memeriksakan diri ke beberapa rumah sakit, tetapi tidak ada yang bisa menolong," ucap Guo Feng. Jangan tanya soal biaya. Pria berusia 53 tahun itu mengaku sudah habis-habisan untuk menyembuhkan keanehannya itu.


"Saya sudah menghabiskan semua uang saya untuk periksa dan berbagai macam tes. Tapi sama sekali belum ada solusi. Bahkan, makin lama dada saya makin besar saja," kata Guo Feng dengan nada putus asa.


Menurut dia, dokter enggan membantunya karena berpendapat kondisinya merupakan keanehan medis. "Jika tidak ada yang bisa menolong, saya akan memotong sendiri dua payudara ini. Karena itu, saya minta dokter segera melakukan sesuatu, sebelum saya nekat," kata petani malang itu.


Namun, para dokter yang kini menangani kasusnya belum mau bertindak sebelum mereka menemukan pangkal masalahnya. "Selama 30 tahun menjadi dokter spesialis di rumah sakit ini, saya belum pernah menemukan kasus semacam ini," kata dokter Zhang.


Direktur rumah sakit itu, Gaoyong Hong, menambahkan, "Awalnya kami mengira dia telah makan racun atau bahan makanan yang telah terkontaminasi. Namun, tes darah tidak menemukan apa pun. Secara genetis pun dia normal. Berdasarkan hasil sinar-x pun, dalam payudaranya tidak ada kanker." "Mungkin ini ada hubungannya dengan lemak. Yang jelas, kami bisa nyatakan bahwa kami menemukan pria berpayudara terbesar di dunia," ujar Gaoyong Hong.



Sumber : tulisdunia.blogspot.com | Ernest Jeremi

Cokelat Paling Enak dan Termahal Di Dunia



Cokelat adalah sebutan untuk makanan yang diolah dari biji kakao.Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian. Bahkan sebagai pernyataan cinta. Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.



Chocopolagie


  • Pencipta: Knipschildt
  • Harga: US$ 2.600 (sekitar Rp 26 juta) per 450 gram
  • Tempat: Norwalk, Connecticut



Chocopolagie ditemukan oleh Fritz Knipschildt, seorang juru masak yang belajar kuliner di Denmark. Pada 1999, Knischildt menciptakan salah satu cokelat paling enak di dunia. Cokelat paling mahal tersebut dihargai US$ 250 (sekitar Rp 2,5 juta) per buah untuk dark chocolate truffle. Truffle hitam di dalamnya berasal dari Perancis dan hanya tersedia jika dipesan terlebih dulu. Truffle terdiri dari 70 persen Valhrona kakao yang dicampur dengan Ganache lembut dan minyak truffle buatan tangan. Sebagai sentuhan akhir, truffle ditaburi cokelat bubuk.



Noka


  • Pencipta: Noka Vintages Collection
  • Harga: US$ 854 (sekitar Rp 8,5 juta) per 450 gram
  • Tempat: Dallas, Texas

Noka merupakan kompilasi terbaik cokelat hitam dari perkebunan khusus di Venezuela, Pantai Gading, Trinidad dan Ekuador. Noka cokelat adalah cokelat dengan harga termahal kedua di dunia. Cokelat ini terbuat dari 75 persen kakao murni dengan campuran lain seperti mentega dan gula kakao. Keunikan produsen cokelat ini adalah tidak menambahkan semua jenis emulsifier atau rasa vanili dalam produk cokelat mereka.

Delafee


  • Pencipta: Delfee ©
  • Harga: US$ 504 (sekitar Rp 5 juta) per 450 gram
  • Lokasi: Neuchatel, Swiss

Bagi wanita penggemar emas, mungkin tergiur mencicipi Delafee, cokelat yang dibuat dari emas 24 karat berbentuk serpihan untuk setiap cokelat yang dibuat dengan tangan. Cokelat Delafee terbuat dari gula, minyak kelapa, mentega kokoa, susu bubuk dan vanili.



Richart


  • Pencipta: Richart ©
  • Harga: US$ 120 (sekitar 1,2 juta) per gram
  • Lokasi: Lyon, Perancis


Richart cokelat mungkin hanya menempati urutan keempat coklat paling mahal di dunia. Tapi keunggulan Richart terdiri dari 70 persen Criollo kakao Venezuela, yang diakui sebagai negara penghasil cokelat dengan kualitas terbaik di dunia. Kakao dalam cokelat Richart adalah bubuk kakao halus untuk menghasilkan rasa terbaik. Beberapa jenis cokelat Richart antaralain cokelat dengan kacang almond, raspberry, stroberi dan jenis buah eksotik lainnya.



Godiva


  • Pencipta: Godiva “G” Collection
  • Harga: US$ 117 per pon
  • Tempat: New York City, New York


Godiva berasal dari salah satu negeri yang terkenal dengan produk cokelat asal Belgia. Produsen cokelat chocolatier Godiva memperkenalkan koleksi cokelat terbarunya, “G”. Seluruh koleksi “G” terdiri dari berbagai bahan dan rasa seperti palet d’Or, Tasmanian Honey dan Meksiko Hot Chocolate. Rasa cokelat tergantung pada jenis bon-bon yang diproduksi.




Sumber : dari berbagai sumber

Asal Usul Coklat, Makanan Yang Paling Digemari Anak Indonesia


Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM . Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.


Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Mayameminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun terkadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin didalamnya.


Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah.


Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang . Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa [3]


Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat. Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elitEropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelaspedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657.


Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara .


Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.


Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikandengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate)



Sumber : http://korananakindonesia.wordpress.com

Template Design by SkinCorner